Beranda | Artikel
Cara Beriman dengan Kitab-kitab Terdahulu Syaikh Shalih al-Luhaidan #NasehatUlama
Jumat, 28 Oktober 2022

Penanya ini bertanya:
“Bagaimana cara menyelaraskan keimanan kepada kitab-kitab suci terdahulu,
padahal diketahui kitab-kitab itu telah diubah?
Apakah ada larangan membaca kitab-kitab suci terdahulu untuk menelaahnya?”

Tidak ada pertentangan antara keimanan kepada kitab-kitab itu,
kepada wujud dan turunnya kitab-kitab suci terdahulu itu
dan antara keadaannya yang telah mengalami pengubahan.

Iman kepada kitab-kitab itu yakni dengan kita mengimani bahwa Allah Jalla wa ‘Ala telah menurunkan Taurat,
Injil, Zabur,
dan Suhuf-Suhuf Ibrahim.

Kita mengimani bahwa Allah telah menurunkannya.
Namun, kita tidak mengimani bahwa kitab-kitab itu sekarang tetap asli sebagaimana yang Allah turunkan,
tetapi umat-umat pemilik kitab-kitab itu telah mengubahnya
serta telah menyia-nyiakannya.

Karena umat-umat sebelum kita
dibebani untuk menjaga sendiri kitab-kitab Allah.
Yakni penjagaan atas keasliannya dibebankan kepada mereka sendiri.

Sedangkan kita, Allah Jalla wa ‘Ala telah menjamin akan menjaga al-Quran.
Oleh karena itu, al-Quran tetap terjaga sebagaimana diturunkan.
Al-Quran tidak mengalami pemalsuan dan pengubahan.

Jika ada orang yang mengklaim al-Quran telah diubah,
maka ucapannya itu batil, sama sekali tidak benar.
Demikian.

====

وَهَذَا سَائِلٌ يَسْأَلُ

يَقُولُ كَيْفَ الْجَمْعُ بَيْنَ الْإِيْمَانِ بِالْكُتُبِ السَّابِقَةِ

مَعَ الْعِلْمِ بِأَنَّهَا بُدِّلَتْ وَحُرِّفَتْ

وَهَلْ هُنَاكَ مَحْظُورٌ فِي قِرَاءَةِ الْكُتُبِ السَّابِقَةِ مِنْ أَجْلِ الِْاطِّلَاعِ؟

لَا مُنَافَاةَ بَيْنَ الْإِيمَانِ بِالْكُتُبِ

بِوُجُودِ وَنُزُولِ هَذِهِ الْكُتُبِ السَّابِقَةِ

وَبَيْنَ تَحْرِيفِهَا

الْإِيمَانُ بِهَا نُؤْمِنُ بِأَنَّ اللهَ جَلَّ وَعَلَا أَنْزَلَ التَّوْرَاةَ

وَالْإِنْجِيلَ وَالزَّبُورَ

وَصُحُفَ إِبْرَاهِيمَ

نُؤْمِنُ بِأَنَّ اللهَ أَنْزَلَهَا

لَكِنْ لَا نُؤْمِنُ بِأَنَّهَا بَاقِيَةٌ كَمَا أَنْزَلَ اللهُ

بَلْ حَرَّفَهَا أَهْلُهَا

وَعَبَثُوْا بِهَا

فَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَنَا

كَانُوا مُسْتَحْفَظِيْنَ عَلَى كُتُبِ اللهِ

أَيْ أَنَّ حِفْظَهَا جُعِلَ إِلَيْهِمْ

أَمَّا نَحْنُ فَقَدْ تَكَفَّلَ اللهُ جَلَّ وَعَلَا بِحِفْظِ الْقُرْآنِ

وَلِذَلِكَ فَالْقُرْآنُ مَحْفُوظٌ كَمَا أُنْزِلَ

وَلَمْ يُحَرَّفْ وَلَمْ يُبَدَّلْ

وَمَنِ ادَّعَى بِشَيْءٍ مِنْ ذَلِكَ

فَكَلَامُهُ بَاطِلٌ لَا صِحَّةَ لَهُ

نَعَمْ


Artikel asli: https://nasehat.net/cara-beriman-dengan-kitab-kitab-terdahulu-syaikh-shalih-al-luhaidan-nasehatulama/